Dua Mantan Bendahara Satpol PP Halut Ditetapkan Tersangka Gaji Fiktif Rp1,8 M


2 orang
 ASN bekas bendahara pada Dinas Unit Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Senin (22/9) mau tak maudibawa oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) di tempat ke Instansi Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tobelo. Hal tersebutsusulsudahsahdiputuskansebagaiterdakwa dalam kasussangkaanupah fiktif tahun bujet 2019-2022 yang bikin rugi negaranya capai Rp1,8 miliar.

Ke-2 terdakwabekas bendahara Satpol PP Halut itu masing-masing dengan inisial ST, bekas bendahara masa 2019 sampai Juli 2021 dan TH, maantan bendahara masa September 2021 sampai 2022. Ke-2 nya dipercayakansepanjang 20 hari di Lapas Kelas IIB Tobelo sekalianmenanti kelengkapan penyidikandanarsipagardidugan ke Pengadilan Negeri (PN) Tobelo.

Kajari Halut, Bambang Sunoto, memperjelasjikakasusini bukanlahsekedar tindak pidana biasa tetapisangkaanperampokan uang negara terus-terangyang disebut hak beberapakaryawan.

Secepat-cepatnyaakandituntaskanarsipnyauntuk disidangkan. Perlakuanke-2 nya sudahdijaringPasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Tipikor jo Pasal 64 KUHP, yang sanksi hukuman penjaranya optimal 20 tahun,”ucapnya.

Modus upah fiktif sendiri menurut diarupanyabenar-benarstrukturaldi manake-2 terasngka cairkan dana danmengurusseakan-akandibayarpadakaryawan Satpol PP, walau sebenarnyakenyataannyacumamembuat bertambahdiri kitadanpelakutertentu.

“Kami akanbangun lebih jauh, untukungkapkansiapa saja yang terturutdanakan ditindak sama sesuai hukum yang berjalan,”pungkasnya.

Kasus ini ditegaskantidakstopdi siniBeskalakanbukakesempatanuntukmenangkapartiscendekiawanataufaksiyang lainikutnikmatisaluran dana haram itu,”lanjutnya

Leave a Comment